MUDZAKARAH ULAMA

ومن الناس والدّواب والانعم مختلفٌ الونه كذلك انما يخشى الله من عباده العلماء انّ الله عزيزٌ غفورٌ ـ

Minggu, 26 Oktober 2008

SILATURAHIM KE GMI BANDAR LAMPUNG

Pada 21 Syawal 1429 H/21 Oktober 2008 lalu DP3MU bersilaturahim ke Pengurus Gerakan Mubaligh Islam (GMI) Provinsi Bandar Lampung. Diterima di Kantor Pusat GMI pada pukul 09.00 pagi oleh Ketua Umumnya Ust.Drs.H.Warliyus M. Sati beserta stafnya dan Pembinanya Ust.Ir.Muswardi Taher. Inti acaranya sebagai berikut : Perkenalan sejarah GMI, Penyampaian Maksud dan Tujuan kunjungan DP3MU, dan dialog.

Dalam sesi dialog yang berlangsung hangat dengan munculnya beberapa pertanyaan kepada DP3MU, yang antara lain mengenai langkah yang telah ditempuh, sasaran ke depan, dan sumber pendanaan. Maka PPMU melalui Ketuanya Ust. Muhammad Bardan Kindarto menjelaskan bahwa sampai saat ini seluruh dana untuk operasional, penyediaan gedung, dan sebagainya belum pernah sedikitpun meminta kepada pemerintah. Namun bersumber dari infaq Jama-ah Yayasan AKUIS dan segenap panitia, meskipun sebagian besar mereka orang yang berkehidupan sederhana, namun memiliki kesemangatan yang tinggi untuk berkorban di jalan Allah. DP3MU tidak mau memberatkan pemerintah yang saat ini sudah menanggung beban tugas yang banyak. Namun jika pemerintah pun ingin berperan membantu, maka DP3MU tidak menutup diri.

GMI merupakan suatu wadah independent / netral berbentuk Yayasan yang beranggotakan sekitar 300 para mubaligh dari bermacam Ormas Islam antara lain Muhammadiyah, NU, dan Depag. Gerakan ini muncul sejak tahun 1964 untuk membentengi Ummat Islam dari Gerakan Komunisme dan Kristenisasi. Pada tahun 1967 gerakan ini menamakan diri Gerakan Mubaligh Islam dan sejak tahun 1996 di bentuk yayasan sebagai wadahnya.

Pada masa represif Orba, GMI banyak berperan dalam membantu mengurus perizinan para mubaligh dalam berdakwah di masjid-masjid. Saat ini GMI memiliki tugas utama antara lain : menyusun tugas mubaligh pada sekitar 200 masjid, menyusun jadwal khutbah 3 bulan sekali, dakwah bulan ramadhan, dan inventarisasi gerakan Kristenisasi. Sumber pendanaan bagi aktivitas GMI adalah bantuan pemerintah setempat, iuran tetap setiap bulan dari masjid yang dibina GMI, dan infaq kaum aqhniya’.

Pada akhir pembicaraan GMI menyatakan akan mempersiapkan wakilnya untuk memenuhi undangan DP3MU pada musyawarah selanjutnya dan berharap agar Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu 2010 berlangsung di Palembang agar mudah dijangkau serta mendo’akan kelancaran acara tersebut.(dp)

Jumat, 17 Oktober 2008

Perihal Mudzakarah Ulama

Sesungguhnya bila kita memperhatikan beberapa sinyalemen dari Al Qur-an perihal manusia-manusia yang senantiasa berusaha memadamkan "Cahaya Allah" yang maksudnya Dinnul Islam, maka jelas sekali ada dua golongan besar dari mereka. Pertama adalah golongan ahli kitab (yahudi dan nashoro), berdasarkan penjelasan Al Qur-an Surah Ash-Shof Ayat 8 :

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".

dan Surah Al-Hajj Ayat 72.

Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, Yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

Golongan kedua adalah munafiq, atas dasar penjelasan Al Qur-an Surah Ali-Imron Ayat 118 sampai dengan 120

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.

jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.

dan Surah An-Nisa Ayat 91.

Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun kedalamnya. karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), Maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka.

Mereka inilah diistilahkan sebagai "qoum penguji" bagi ummat mukmin agar nampak jelas perbedaan antara kelompok kuffar, munafiq, dan hamba yang beriman. Di akhirat kelak masing-masing kelompok ini akan mendapatkan berita atau hujjah yang jelas dan dibalasi Allah sesuai amalan masing-masing sewaktu di dunia. Oleh karena itu berbahagialah bagi hamba Allah yang bersungguh-sungguh dan bersabar dalam mengawal dan membela "cahayaNya" tersebut, seperti kabar yang tertuang dalam Al Qur-an Surah Muhammad Ayat 31.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ

Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.

Allah telah mengingatkan kita tentang konsekuensi iman yang pasti berhadapan dengan keingkaran. Dia juga menjelaskan pula kepada kita ummat Muhammad Rosulullah mengenai tata cara mengantisipasi setiap program mereka. Dalam Al Qur-an Surah Fushilat Ayat 34 dijelaskan mengenai perihal ini. Akan tetapi Allah telah menentukan beberapa ketetapan bahwa Dinul Islam akan senantiasa dalam pengawasan dan penjagaanNya. Begitu pula terhadap hamba-hambaNya yang istiqomah dalam membela Dinullah dan ini adalah ketetapan yang pasti terjadi, serta tidak akan berubah. Sebagai suatu sunatullah sejak Syariat Dinullah diturunkan pertama kali pada masa Rosulullah Nuh hingga masa Nabi Muhammad hingga akhir zaman. Mengenai sunahNya ini dapat dengan jelas jika kita perhatikan dalam Al Qur-an Surah Az-Zumar Ayat 3 :

أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْفِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَ نْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

dan At-Taubah Ayat 33

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

uDialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.

serta Surah An-Nur Ayat 55.

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.

Petunjuk Pokok

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

"Wahai orang beriman! Masuklah kamu dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithon, karena sesungguhnya ia itu bagi kamu adalah musuh yang nyata" (Qs. Al Baqoroh : 208).

Ayat tersebut bila ditelaah dari ayat sebelum dan sesudahnya serta kedudukan lafadznya merupakan petunjuk yang tegas dengan tujuan yang jelas, yaitu secara khusus kepada al 'Ulama dengan beberapa alasan :

  1. Lafadz “assilmi” hanya satu kali disebutkan dalam al Qur-an berbeda dengan lafadz "al Islam" yang banyak ditemui dalam ayatNya. Dalam kamus tarbawi makna "assilmun" memiliki makna antara lain : Dinul Islam dan "al Ittififaq" (bentuk kesepakatan) secara kaffah (mendunia ; menyeluruh). Maka dapat dijelaskan bahwa yang dikehendaki adalah Ittifaq al Ulama (kesepakatan al 'Ulama) secara mendunia.
  2. Tujuan ayat tersebut ditekankan secara khusus kepada "al'Ulama", sebagai hamba yang "peka" terhadap adanya keteraturan alam semesta dalam bertasbih mengikuti tertib hukum dari Allah. Dimana al 'Ulama diberikan Allah kefahaman terhadap perintahNya agar mereka mengajak manusia untuk senantiasa tunduk, patuh, menyesuaikan diri terhadap tertib hukum tersebut. Seperti pernyataanNya dalam Al Qur-an Surah Fathir Ayat 28.

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

3. Hanya al 'Ulama yang mau rujuk kepada al Qur-an dengan meninggalkan segala ikhtilaf (perselisihan). Karena al 'Ulama tidak akan berani mencampur-adukkan antara al haq dengan al bathil dan menyembunyikan kebenaran, mari perhatikan Surah Al Baqoroh Ayat 42. Sedangkan kedudukan al Qur-an adalah sebagai "pembeda" antara haq dengan yang bathil dan pembeda antara mukmin dengan orang yang tidak beriman dengan akherat sebagaimana dijelaskan dalam al Qur-an Surah Al-Isro Ayat 45.

Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,


4. Al 'Ulama dituntut untuk menjelaskan berbagai kemudaratan daripada sistem aturan hidup yang bersumber dari pola syaithon, yaitu menejemen Jibti dan metode operasional Thoghut sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur-an Surah An-Nisa Ayat 51.

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.

5. Al 'Ulama dituntut untuk memberikan ketegasan tentang keberadaan sistem pengaturan hidup yang mutlaq dan wajib dipedomani oleh mukmin seperti tertuang dalam al Qur-an Surah Al-An'am Ayat 153.

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

Dengan yang tersebut di atas, maka pengertian dari perkataan "fis silmi ka-ffatan" adalah "fil ittifa-qul 'ulama" (:suatu bentuk kesepakatan 'Ulama) melalui metode "Mudzakarah" yang berarti mengingatkan berdasarkan dalil atau hujjah yang jelas kebenarannya dan bukan kaidah dari hasil buah fikiran semata.

Pembahasan

Untuk sama difahami bahwa perkataan "Mudzakarah" tersebut adalah bermakna saling mengingatkan. Dengan jalan itu akan dapat membangkitkan rasa kesemangatan yang dilandasi Kebenaran Dinullah atas dasar dalil yang jelas, agar tidak menimbulkan kesemangatan yang bersifat obscure (:menggebu buta). Oleh karena itu didalam pelaksanaannya wajib dimotivasi dengan keterangan-keterangan yang jelas, antara lain :

  1. Tentang pengambilan ittibar (pengajaran) dari sejarah atau berbagai kisah nyata dari perjuangan ummat terdahulu dalam upaya menuju tegaknya Kalimatullah sebagaimana tuntunan Al Qur-an Surah Ali-Imron Ayat 137.

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230]; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Dan juga untuk dikaji secara detail tentang langkah dan tahapan yang akan dilalui menuju janji Allah akan tegaknya Kalimatullah yang tertuang di Al Qur-an Surah Al-Hasyr Ayat 2.

Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.

2. Mempelajari "Sunnatullah" tentang perjalanan sejarah bangunan Khilafah pada masa para Rosul terdahulu yang diawali Rosulullah Musa berdasarkan petunjuk Taurat, kemudian berakhir dengan perutusan Isa dengan wahyu Allah dalam Injil, "sebagai pembatas" yang dijelaskan Al Qur-an Surah Az-Zukhruf Ayat 61. Karena lafadz “assa-ah” dalam kaidah Ilmu Tafsir kedudukannya adalah mustarak fih (mengandung beberapa arti sesuai konteks ayatnya). Maka “assa-ah” selain bermakna hari kiyamat juga berarti batasan.

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ

“dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang batasan, karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentangnya dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus”.

Maksud batasan adalah batas atau tanda akhir pengutusan rosul-rosul dari Bani Israil, kemudian untuk selanjutnya akan diproses dan dipandu oleh Rasulullah Muhammad saw dari Bani Ismail atas dasar petunjuk wahyu Allah yaitu al Qur-an (Qs. Ali-Imron:68). Menuju gambaran akhir, yaitu Daulah Islam mendunia seperti penjelasan al Qur-an Surah At-Taubah Ayat 33 dan hadits shohih yaitu "Khilafatul Muslimin" sampai akhir perjalanan zaman dengan bentuk dan waktu sesuai ketetapan Allah seperti dijelaskanNya dalam Surah an Nur ayat 55. Apabila Allah telah menetapkan waktu tegaknya “Khilafatul Muslimin” maka tandanya adalah semua sistem kekuasaan kafir dan pengaruhnya akan tunduk dibawah sistem ummat mukmin. Sebagaimana ketika Allah menetapkan Nabi Adam sebagai Khalifah yang artinya pengganti (Qs.2:30), maka semua kekuasan Bangsa Jin atas dunia berakhir dan Dia mengangkat derajat manusia diatas Bangsa Jin. Maka saat ini apabila ada sebagian Ummat Islam yang mengangkat dirinya sebagai Khalifah sedang Dunia masih dikuasai oleh sistem qoum Kafir tentulah tidak bersesuaian dengan isyarat dari al Qur-an. Untuk itulah perlunya tahapan langkah Mudzakarah ‘Ulama hingga tingkat seluruh dunia guna-insyaAllah menyambut Janji Allah ini.

3. Mengingatkan kepada 'Ulama terhadap "Kepastian Kekuasaan Allah" terhadap sikap angkara murka yang menimbulkan penderitaan ummat berkepanjangan, sehingga memunculkan "jeritan nurani kemanusiaan" sebagaimana Al Qur-an Surah Al-Baqoroh Ayat 214.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.

Maka Allah akan bangkitkan pemimpin-pemimpin berkaliber dunia atas idzinNya, justru dari kalangan ummat yang tertindas sebagaimana Al Qur-an menceritakannya di Surah Al-Qoshosh Ayat 5.

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)

Dengan beberapa keterangan tersebut, membuktikan bahwa Sejarah Rumpun Melayu mempunyai untaian penjelasan yang spesifik, bahwa istilah "Rumpun Melayu adalah identik dengan Islam", bahkan Rabithah Alam Islami telah memberikan sinyal, bahwa kebangkitan Islam mendunia diharapkan dari Rumpun Melayu. Oleh karena itu petunjuk dalil pokok kajian tersebut bermuatan penjabaran makna yang luas, maka harapan dan upaya melalui proses Mudzakarah 'Ulama Serumpun Melayu, semoga kiranya dibenarkan Allah sebagai langkah awal yang pasti berguna bagi menjemput kedatangan Janji Allah.-

Selasa, 14 Oktober 2008

MENYONGSONG KEBANGKITAN ISLAM

Ahad, 12/10 siang, Panitia Pelaksana Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu (PPMU) bersilaturahim ke Ulama dan Ummat Islam di Kecamatan Rengat, Prov.Riau di Masjid Jamik. Tokoh Islam yang telah ditemui antara lain, Ust. Sumrahardi, Ust.Rahadil, HM. Sahan MA (MUI), dan Ust. Ahmed.

Mudzakarah Ulama bertujuan membangun kesepakatan Ulama sedunia sesuai perintah al Qur'an (Qs.2:208) untuk menjemput Kebangkitan Islam Dunia seperti yang dijanjikanNya (Qs.9:33). Tahapan ke sana dimulai dengan Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu yang insyaAllah dilaksanakan pada tahun 2010 di Sumatera Selatan kemudian dilanjutkan tingkat Ulama sedunia tahun 2015.

Adapun tujuan silaturahim PPMU ke Prov.Riau adalah untuk mengajak segenap Ummat Islam untuk menyambut ajakan dan perintah Allah tersebut dengan menginfaqkan harta dan kemampuan diri. Kemudian mengajak Ulama sebagai pemegang amanah para Rosul agar bergabung untuk memandu Ummat membangun peradaban yang Damai, Sejahtera dibawah Ridho Allah. Untuk itu kita semua diperintahNya untuk aktif berpartisipasi agar mendapat keberuntungan di dunia dan akhirat.

Esok harinya, 13/10 sekitar pukul 16.00 petang PPMU tiba di Kota Jambi dan disambut hangat oleh Ust. Syamsu Rizal salah seorang peserta Mudzakarah Ulama se Sumatera 2006 lalu. Perbincangan dilaksanakan di kediaman beliau di Jalan Sunan Kalijaga yang juga sekaligus tempat mengasuh sekitar 20 anak yatim. Kemudian sekitar pukul 19.30 rombongan PPMU melanjutkan perjalanan pulang ke Sumatera Selatan.

PPMU adalah sebuah kepanitiaan ummat Islam tanpa membedakan dan menginduk kepada organisasi apapun serta bukan sebuah gerakan organisasi social atau politik. Semata-mata menjalankan peritahNya dalam al Qur-an untuk mencari keridhoaanNya.

Kantor Pusat Panitia Mudzakarah Ulama terletak di Jl. Raya Palembang-Betung Km.14, Sukajadi, Kab.Banyuasin Sumatera Selatan, Telp. 0711-7079111, website: www.al-ulama.net. Mari saudara-saudaraku Ummat Islam untuk sama-sama menjadi anshorullah (penolong Allah) dengan mensukseskan Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu.