MUDZAKARAH ULAMA

ومن الناس والدّواب والانعم مختلفٌ الونه كذلك انما يخشى الله من عباده العلماء انّ الله عزيزٌ غفورٌ ـ

Senin, 25 Mei 2009

Lawatan ke Bali dan NTB

Mulai hari rabu 20 Mei 2009 lalu, empat orang utusan dari unsur Dewan Perancang dan Panitia Pelaksana Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu (DP3MU) bertolak menuju Denpasar Bali untuk misi sosialisasi rencana program Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu. Setibanya di Bali siang harinya mereka diterima oleh pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali di kantornya. Esoknya 21 mei, rombongan bersilaturahim ke Himpunan Keluarga Melayu di Denpasar.

Kemudian pada hari Jum-at 22 Mei masih di Ibukota Bali, rombongan mengadakan 2 acara Tabligh. Pertama di Masjid Nurul Huda yang diisi oleh Ustadz Arbani selaku Ketua Panitia Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu 2010. Tempat lainnya di Masjid Al Furqon dimana penyampai materinya Ustad Daniftal selaku Ketua Bidang Acara dalam kepanitian Mudzakarah Ulama.

Adapun rombongan DP3MU yang mengadakan lawatan ini selain yang tersebut di atas adalah Ustadz Sondi Senanduro yang bersama-sama bertolak dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang. Sedangkan seorang lagi adalah KH. Fathul Adzim Chatib (Perwakilan DPMU provinsi Banten) yang bertemu dengan ketiga rombongan lainnya di Bandara Cengkareng Jakarta.

Selanjutnya keempat utusan ini pada Ahad pagi 24 Mei ba’da sholat subuh menghadiri acara Tabligh di Masjid Baitul Makmur Denpasar Bali yang dihadiri 700 peserta diantaranya dari beberapa ormas dan tokoh Islam serta para Ulama. Tabligh ini merupakan kegiatan terakhir di Provinsi Bali pada kesempatan kali ini. Hari itu juga rombongan langsung menyeberang menuju Pulau Lombok.

Senin pagi, 25 Mei rombongan DP3MU bertatap muka dengan pemerintah setempat. Mereka diterima oleh Sekretaris Daerah dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Bapak Abdul Malik di Kantor Dinasnya. Selepas itu mereka melanjutkan perjalanan untuk bersilaturahim ke beberapa ulama setempat. Hingga berita ini dirilis rombongan beserta seorang ikhwan di sana Ustadz H. Baharudin sedang melakukan perjalanan menuju Ponpes Nurul Hakim Lombok Barat menemui Ketua Pondok Pesantren se Nusa Tenggara Barat. (Bidang Data dan Publikasi)

Seminar Peradaban Islam



Pada selasa 19 Mei lalu Tim dari Panitia Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu (PPMU) 2010 yang teridiri dari 5 orang anggota bertolak dari Palembang menuju Jakarta. Mereka diutus untuk menghadiri acara Seminar Peradaban Islam yang diadakan oleh Hidayatullah di Hotel Sahid Jakarta tanggal 20 Mei 2009. Dalam agenda seminar sehari ini terbaca bahwa ada dua tema seminar yaitu “Benturan Peradaban Islam Versus Barat” dan “Solusi bersama membangun Peradaban Islam”. Pembicara yang disiapkan adalah tokoh-tokoh yang populis di masyarakat, yaitu Dr. Abdul Manan (Hidayatullah); Anwar Ibrahim (Malaysia); Prof.Dr.Din Syamsudin; dan KH. Hasyim Muzadi untuk tema pertama. Sedangkan pembicara pada tema kedua adalah Ir.Abdul Aziz Kahar Muzakar, Prof.Dr. BJ. Habibie; Prof.Dr. Amien Rais, dan Dr. Syafii Antonio.


Dalam pemaparannya Anwar Ibrahim dengan menyinggung teori benturan peradapannya Huttington, antara lain menyatakan bahwa dialog antara peradaban adalah suatu yang perlu diadakan dengan tidak mengikuti tempo dan taktik orang asing. Juga bukan memberi respon terhadap teorinya Huttington. Ummat Islam harus percaya diri mengadakan dialog dengan siapa saja karena Dinul Islam dibangun atas dasar rahmatan lil ‘alamin. Menyinggung masalah krisis ekonomi di negeri muslim, itu adalah karena kita sendiri penyebabnya dan ketika kita butuh bantuan, maka orang asing terkadang mengambil manfaatnya. Antara lain melalui lembaga IMF dengan menetapkan syarat-syarat yang terkadang merugikan kita. Anwar Ibrahim adalah pemakalah yang paling banyak alokasi waktunya untuk berbicara dan menjawab pertanyaan peserta.

Selanjutnya beliau menyatakan bahwa gagasan dialog peradapan yang diusung pihak barat tidak ada makna sama sekali jika di waktu yang sama ummat Islam dibantai oleh mereka. Seperti penyerangan yang dilakukan oleh pasukan Amerika ke Afganistan atas perintah Presiden Obama yang bahkan didukung oleh beberapa pimpinan negara Islam. Dialog peradapan baru ada makna jika kedua fihak memiliki posisi tawar dan kekuatan yang relatif seimbang.

Sebagai kritik, patut disayangkan agenda seminar yang direncanakan belum terlaksana secara baik. Walaupun ada harapan dari peserta untuk dapat mendengar pandangan-pandangan dari pemakalah seminar dengan tema-tema yang besar. Pada saat acara dimulai beberapa pembicara batal hadir, diantaranya BJ. Habibie, Amien Rais, dan Syafii Antonio. Alokasi waktu yang disediakan pun belum dimanfaatkan secara optimal dengan keterlambatan hadirnya pembicara dan sesi dialog sangat terbatas. Hanya 3 penanggap untuk tiap tema dengan waktu masing-masing hanya satu menit, dan utusan PPMU (Ustadz Noviandi) sempat memberi tanggapan pada seminar ini. Sisi ilmiah seminar ini sedikit terganggu dengan pertanyaan dan tanggapan yang diarahkan ke ranah politik untuk kepentingan capres Indonesia yang akan datang.

Utusan PPMU diutus pada seminar ini adalah Ustadz Rizal Yandi, Ustadz Noviandi, Agustian, Ustadz al Hizroh (Babel) dan Erwin sebagai driver. Dalam sesi istirahat utusan PPMU sempat berdialog dan menyampaikan pesan rencana Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu kepada Bapak Anwar Ibrahim dan tokoh-tokoh Hidayatullah. (Bidang Data dan Publikasi)

Sabtu, 09 Mei 2009

Lawatan DP3MU di Banten, Jakarta dan Garut




Anggota DP3MU yang dipimpin oleh Ustadz Muhammad Bardan Kindarto pada hari Selasa 5 Mei 2009 lalu bertolak menuju ke beberapa kota di Pulau Jawa. Kunjungan ini untuk memenuhi undangan silaturahim dan sosialisasi dari perwakilan DPMU di sana. Rabu subuh esoknya tim sosialisasi telah tiba di Kota Banten Lama, dan tak lama kemudian disambut oleh Ketua Penadiran Kesultanan Banten, KH. Fathul Adzim Chatib, di kediamannya Komplek Masjid Agung Banten Lama.

Ba’da sholat dhuhur di Masjid Agung Banten Lama diadakan acara pemaparan Program Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu oleh Ketua DPMU, dan dilanjutkan dengan dialog. Diantara peserta dialog adalah KH. Ahmad Zen (Pimpinan Ponpes Manur Huda Sukabumi), Muhammad Yasin (DPP HTI), M. Al Khathath (Sekjen FUI dan Pimpinan Tabloid Suara Islam), dan Ustadz Ali Badri Azmat Khan ( Sekjen Robithol al Azmatkhan Al Husaini Indonesia).

Secara umum para penanggap memiliki cita-cita yang sama yaitu menjemput janji kemenangan Islam dari Allah dengan tegaknya Syariat Dinullah. Namun yang perlu terus dimusyawarahkan adalah membangun kesepakatan kerjasama dengan landasan program yang benar dan sesuai dengan tuntunan dan tahapan Alqur-an dan Assunnah. Jangan sampai cita-cita yang benar namun dilakukan secara prematur (tergesa-gesa) sehingga menyalahi sunnah yang pasti menimbulkan kerugian.

Petang hari selepas acara di Masjid Banten lama ini, tim sosialisasi melanjutkan perjalanan ke Jakarta Timur, tepatnya Yayasan Muslimin (Yasmin) pimpinan Ustad Orde Jauhari yang juga unsur ketua DPMU. Kamis pagi esok harinya diadakan acara dialog di Yasmin dengan beberapa dai yang diundang. Kemudian menjelang sore rombongan mulai bergerak menuju Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk bertemu beberapa tokoh Ulama seperti Ustadz Syafrudin, Ajengan Thoha dan Ustadz Ahmad Hariadi (anggota DPMU). Acara silaturahim diadakan Jumat malam ba’da sholat Magrib di Kediaman Ustadz Syafrudin dengan puluhan jemaah pengajiaannya dari beberapa daerah di Jawa Barat dengan mendengarkan pemaparan dari Ustadz Muhammad Bardan Kindarto. (Bid.Data&Publikasi)