MUDZAKARAH ULAMA

ومن الناس والدّواب والانعم مختلفٌ الونه كذلك انما يخشى الله من عباده العلماء انّ الله عزيزٌ غفورٌ ـ

Jumat, 20 September 2024

KHALIFAH DAN KHILAFAH

 Dasar dalil :

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠

وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١٦٥

يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ ࣖ ٢٦ 

الحديث :

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين من بعدي 

صل: في مدة الخلافة في الإسلام قال الإمام أحمد: حدثنا بهزّ حدثنا حماد بن سلمة حدثنا سعيد بن جمهان عن سفينة قال: سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: “الخلافة ثلاثون عامًا، ثم يكون بعد ذلك الملك”. أخرجه أصحاب السنن، وصححه ابن حبان وغيره. قال العلماء: لم يكن في الثلاثين بعده صلى الله عليه وسلم إلا الخلفاء الأربعة وأيام الحسن.

Definisi :

A. Khalifah ( خَلِيْفَةً )

Secara Bahasa bermakna : pengganti, pemimpin, penguasa, pengelola alam semesta.

Secara istilah : Manusia sejak pertama diciptakan Allah ta’ala, yaitu Nabi Adam alahissalam dan keturunannya yang beriman. Mereka diberi tugas oleh Allah untuk menjadi pengganti, pemimpin, penguasa, pengelola alam semesta.

B. Khilafah (الخلافة ثلاثون عامًا )

Khilafah merupakan medium untuk menegakkan din (agama) dan memajukan syariah (Ghulam Nabi Ganai, 2001: 59). Dari pandangan yang demikian, muncullah suatu konsep yang menyatakan bahwa Islam meliputi din wa ad-daulah (agama dan kedaulatan).

Secara konkrit perwujudannya pada masa Khulafaur Rasyidin (30 tahun), dan secara Nushuus Istibaaqiyyah (kabar yang mendahului kejadiannya) akan muncul di akhir zaman setelah dimunculkanNya al Mahdi.

C. Pembahasan :

Khilafah dalam artian bersatunya Ilmu Agama (Marjaiyyah) dan Kepemimpinan (Masyaikhah) pernah terjadi pada masa Khulaurrasyidin dan InsyaAllah akan terulang pada Khilafah ‘ala Minhaj An Nubuwwah di akhir zaman. Ada pun diantara dua masa ini adalah masa pemerintahan (kerajaan) yang menindas dan tirani sebagai bagian ujian bagi orang – orang beriman.

Pada masa fitnah (ujian) ini, walaupun Sistem Khilafah belum tegak, namun  Khilafah Ilmu tetap tegak dengan adanya Ulama yang memegang ilmu yang diwariskan oleh Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam. 

Nabi SAW telah menyebutkan bahwasannya fitnah – fitnah akan terjadi. Lantas bagaimana kita menghindari dan terbebas darinya? Nabi SAW juga telah menyatakan caranya, di sini kami sebutkan tujuh point secara singkat :

1. Menerima semua ketentuan Allah (Taqdir baik dan Buruk).

2. Segera beramal sholeh (berbuat yang befaidah bagi pribadi, orang lain dan lingkungan).

3. Menjaga lisan dari caci – maki.

4. Menjaga tangan dari menumpahkan darah tanpa haq.

5. Menjaga hati dari hamm (keluh – kesah)

6. Iltizaamul Khuwaishah (Melazimkan atau membiasakan Khuwaishah). Khuwaishah memiliki tiga arahan. Pertama, yaitu melazimkan atau membiasakan dalam Marja’iyyah (Belajar kepada ulama yang mewarisi sanad keilmuan yang otentik (asli) dan dibuktikan dengan sanad bergurunya tersambung hingga ke Rasulullah SAW. Kedua, menjalin persaudaraan karena Allah, karena orang yang bersaudara biasanya akan saling berbincang dan berkomunikasi diantara sesamanya. Ketiga,  jika tidak ditemukan pilihan pertama dan kedua di atas, maka menghindar dan menjauh dari manusia adalah pilihan terakhir. Diistilahkan dengan uzlah seperti gambaran Pemuda al Kahfi.

7. Diantara sebab – sebab untuk selamat, adalah berdakwah dengan hikmah dan pengajaran yang baik dengan system An-Namathul Ausath. Siapakah An-Namathul Ausath? Yaitu orang -orang yang menjaga lisan dan tangannya, mengalah atas hak – hak pribadinya demi kemaslahatan umat, dan orang – orang yang membuat dirinya kepayahan demi kebaikan orang lain (itsar / altruistic). Merekalah khalifah – khalifah Ar Rasyiduun al Mahdiyyuun di setiap zaman. (Ibnu Sjaiful Ateh).


Sumber :

1. Kajian Al Quran di Yayasan AKUIS, Ustadz Muhammad Bardan Kindarto 

2. Kajian Ilmiah di Al Wafa, Tempurejo Jember, KRH. Abdul Aziz bin Ali Hasan

3. Fiqih Tahawulat, Syaikh Muhammad Al Aulaqy






0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda