MUDZAKARAH ULAMA

ومن الناس والدّواب والانعم مختلفٌ الونه كذلك انما يخشى الله من عباده العلماء انّ الله عزيزٌ غفورٌ ـ

Senin, 25 Mei 2009

Seminar Peradaban Islam



Pada selasa 19 Mei lalu Tim dari Panitia Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu (PPMU) 2010 yang teridiri dari 5 orang anggota bertolak dari Palembang menuju Jakarta. Mereka diutus untuk menghadiri acara Seminar Peradaban Islam yang diadakan oleh Hidayatullah di Hotel Sahid Jakarta tanggal 20 Mei 2009. Dalam agenda seminar sehari ini terbaca bahwa ada dua tema seminar yaitu “Benturan Peradaban Islam Versus Barat” dan “Solusi bersama membangun Peradaban Islam”. Pembicara yang disiapkan adalah tokoh-tokoh yang populis di masyarakat, yaitu Dr. Abdul Manan (Hidayatullah); Anwar Ibrahim (Malaysia); Prof.Dr.Din Syamsudin; dan KH. Hasyim Muzadi untuk tema pertama. Sedangkan pembicara pada tema kedua adalah Ir.Abdul Aziz Kahar Muzakar, Prof.Dr. BJ. Habibie; Prof.Dr. Amien Rais, dan Dr. Syafii Antonio.


Dalam pemaparannya Anwar Ibrahim dengan menyinggung teori benturan peradapannya Huttington, antara lain menyatakan bahwa dialog antara peradaban adalah suatu yang perlu diadakan dengan tidak mengikuti tempo dan taktik orang asing. Juga bukan memberi respon terhadap teorinya Huttington. Ummat Islam harus percaya diri mengadakan dialog dengan siapa saja karena Dinul Islam dibangun atas dasar rahmatan lil ‘alamin. Menyinggung masalah krisis ekonomi di negeri muslim, itu adalah karena kita sendiri penyebabnya dan ketika kita butuh bantuan, maka orang asing terkadang mengambil manfaatnya. Antara lain melalui lembaga IMF dengan menetapkan syarat-syarat yang terkadang merugikan kita. Anwar Ibrahim adalah pemakalah yang paling banyak alokasi waktunya untuk berbicara dan menjawab pertanyaan peserta.

Selanjutnya beliau menyatakan bahwa gagasan dialog peradapan yang diusung pihak barat tidak ada makna sama sekali jika di waktu yang sama ummat Islam dibantai oleh mereka. Seperti penyerangan yang dilakukan oleh pasukan Amerika ke Afganistan atas perintah Presiden Obama yang bahkan didukung oleh beberapa pimpinan negara Islam. Dialog peradapan baru ada makna jika kedua fihak memiliki posisi tawar dan kekuatan yang relatif seimbang.

Sebagai kritik, patut disayangkan agenda seminar yang direncanakan belum terlaksana secara baik. Walaupun ada harapan dari peserta untuk dapat mendengar pandangan-pandangan dari pemakalah seminar dengan tema-tema yang besar. Pada saat acara dimulai beberapa pembicara batal hadir, diantaranya BJ. Habibie, Amien Rais, dan Syafii Antonio. Alokasi waktu yang disediakan pun belum dimanfaatkan secara optimal dengan keterlambatan hadirnya pembicara dan sesi dialog sangat terbatas. Hanya 3 penanggap untuk tiap tema dengan waktu masing-masing hanya satu menit, dan utusan PPMU (Ustadz Noviandi) sempat memberi tanggapan pada seminar ini. Sisi ilmiah seminar ini sedikit terganggu dengan pertanyaan dan tanggapan yang diarahkan ke ranah politik untuk kepentingan capres Indonesia yang akan datang.

Utusan PPMU diutus pada seminar ini adalah Ustadz Rizal Yandi, Ustadz Noviandi, Agustian, Ustadz al Hizroh (Babel) dan Erwin sebagai driver. Dalam sesi istirahat utusan PPMU sempat berdialog dan menyampaikan pesan rencana Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu kepada Bapak Anwar Ibrahim dan tokoh-tokoh Hidayatullah. (Bidang Data dan Publikasi)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda