MUDZAKARAH ULAMA

ومن الناس والدّواب والانعم مختلفٌ الونه كذلك انما يخشى الله من عباده العلماء انّ الله عزيزٌ غفورٌ ـ

Selasa, 24 Februari 2009

MUDZAKARAH ULAMA 2010 UPAYA MENGEMBALIKAN PERAN AL’ULAMA

Mengawali tulisan ini, kiranya para ‘Ulama dapat memafhumi bahwa tulisan yang sangat sederhana ini tidak lebih dari harapan akan mendapatkan tempat dihati para ‘Ulama pilihan Allah sebagai Al’Arif dan Al Khowasy. Kemungkinan tulisan ini dapat dianggap sebagai taushiyah yang sangat sederhana, namun kiranya dapat bernilai positif untuk dipertimbangkan. Mengingat bahwa suara jeritan nurani ummat telah kedengaran diseluruh penjuru dunia, disebabkan nilai Ad-Din dan Kemanusiaan telah dinafikan oleh kafirin dan musyrikin serta ditenggelamkan melalui hasil teknologi modern dan peradaban messianik mereka.

Dalam kenyataannya, jeritan kemanusiaan telah dan sedang mendambakan “Sosok ‘Ulama” yang peka dan mampu membaca sorotan, lirikan dan pandangan kafirin dan musyikin terhadap Dunia Islam dan Ummat Muslimin. Berpangkal dari permasalahan inilah kiranya Allah akan tunjukkan KebenaranNya, bahwa peran ‘Ulama akan merupakan langkah strategis bagi membangun citra dan cita Islam menuju Daulah Islam Dunia yang dijanjikan Allah. Para ‘Ulama sebagai Al’Arif dan Al ‘Khowasy telah memahami betapa Kebenaran al Qur-an adalah muthlaq, dan bahkan dinyatakanNya sebagai “tiada kebengkokan” (Qs.39:28), yang dengan itu Allah telah menetapkanNya sebagai” Norma Hukum atas ummat manusia”(Qs.45:20).

Dalam perjalanan menuju janji Allah, memang secara logika adalah bukan perkara yang mudah, dan betapa rapatnya berbagai program kejahatan kaum kafir terhadap Islam dan ummat Islam, sebagai mana telah ditunjukkan Allah dalam al Qur-an, sehingga antara yang digambarkan al Qur-an dengan kenyataan benar-benar telah terpadu, seperti antara lain :

a. Berbagai pertemuan antar mereka secara mendunia, berupaya untuk memadamkan Cahaya Kebenaran Islam, walaupun hal itu mereka sadari sebagai suatu kemustahilan (Qs.61:8)
b. Mengorbitkan sembilan Aktor Intellectual melalui tindakan yang beralibi dalam peran mafia, mereka berupaya untuk merusak Dunia Islam dengan segala cara (Qs 27:48-49).
c. Mengadakan persekongkolan untuk mengkondisikan secara paksa dengan menyuarakan permusuhan yang mendalam (Intimate Enimity) terhadap ummat Islam sedunia (Qs 22:72)

Menanggapi semua itu sudah barang tentu para ‘Ulama telah faham, karena al Qur-an sendiri telah menginformasikannya. Sekarang tinggal menetapkan kebersamaannya dalam satu titik temu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah (Qs.47:31) melalui proses bermudzakarah. Sungguh betapa agungnya Allah menetapkan dan mengamanatkan permasalahan besar tersebut kepada Al’Ulama, dan Rasulullah saw menjelaskan perihal ‘Ulama sebagai pemegang amanah para Rasul, dan melalui penjelasannya pula bahwa Al’Ulama itu sebagai pemegang amanah Allah atas makhluqNya.

Para ‘Ulama adalah sosok yang dikehendaki Allah untuk memandu ummat Islam dalam menjemput Janji Allah yang pasti, yaitu Daulah Islam Dunia yang nantinya akan diawali dengan KetetapanNya, yaitu kepemimpinan “Al-Mahdi”(H.Sh.Abu Daud;Ibnu Majah;Al Hakim), dan berlanjut dengan Ketetapan Allah, yaitu bangunan “Khilafatul Muslimin” secara mendunia, dan akan terjadi kemuliaan atas mukminin dan kehinaan atas kafirin sampai akhir zaman.

Dengan mengingati terhadap petunjuk dan ketetapan Allah SWT dalam Al Qur-an dan penjelasan Rasulullah saw dalam al Haditsnya, sudah cukup dan sangat jelas, maka alangkah baiknya sekiranya para ’Ulama, dalam berpacu dengan waktu, mengkonsentrasikan diri untuk membangun kesepakatan dunia melalui tahapan berdasarkan menejemen al Qur-an dan petunjuk serta panduan Rasulullah saw.

Adapun sebenarnya, pangkal kehancuran pola kehidupan kaum Yahudi dan Nashara, dan mengakhiri perjalanan Sejarah Khilafah Bani Israil sebagai phase pertama (Qs.7:160) dan bahkan mereka berakhir dengan menjadi ummat yang terkutuk melalui lidah Daud as dan Isa as (Qs.5:78) adalah akibat dari ulah para ‘Ulama mereka yang telah berubah kiblat menjadi kaum materialis dan bahkan menjadi penghambat Kebenaran Islam tempo dulu (Qs 9:43).

Sejarah ini kiranya dapat dijadikan sebagai i’tibar bagi para muttabi’ur rasul dalam kiprah pembangunan masyarakat ummat manusia di seluruh dunia pada akhir zaman untuk phase kedua atau phase terakhir sekarang ini. Allah tiada lagi mengutus nabiNya setelah Muhammad saw dinyatakanNya sebagai penutup seluruh para nabi (Qs.33:40) maka kiranya dapat menjadi petunjuk utama dan dapat menjadi peringatan muthlaq serta pokok perhatian para ’Ulama, sebagai Al’Arif dan Al Khowasy. Peristiwa tersebut adalah merupakan tahapan perjalanan yang memang telah diatur dan ditentukan Allah. Untuk itu ada beberapa bukti, antara lain adalah :

a. Pernyataan Rasulullah saw perihal keberadaan para mujaddid pada setiap awal seratus tahun [H.Sh.riw.Abu Daud.Al Hakim, Al Baihaqi dari jalan Abu Hurairah], akan merupakan proses perjalanan waktu menuju Ketetapan Allah, yaitu Penegakan Daulah Islam Dunia secara muthlaq atas KekuasaanNya.

b. Gambaran tentang kenyataan sejarah, bahwa ummat Islam Rumpun Melayu mempunyai perjalanan “sejarah termahal didunia” setelah perjalanan sejarah Bani Israil yang digambarlan dalam al Qur-an, untuk diambil sebagai i’tibar (Qs.12:111). Janji Allah cukup dan sangat jelas, tentang penetapanNya untuk menjadi “Pemimpin-pemimpin bertaraf Dunia” (Qs.28:5). Yang dengan itu akan merupakan perjalanan awal menuju keberlakuan Hukum Islam atas ummat manusia seluruh dunia sampai akhir zaman.

Memperhatikan permasalahan tersebut berarti siapatah lagi yang menjadi dambaan ummat dan dambaan kemanusiaan, kalau bukan para sosok hamba Allah yang dikategorikan al ‘arif dan al’khowasy, karena Allah telah menetapkan (Qs.35:28) dan Rasulullah saw telah menjelaskannya. Hal ini berarti bahwa pola berittifaq dalam rangka bermudzakarah adalah merupakan langkah strategis sebagai jaminan dalam memelihara citra perjalanan ummat Islam menjemput Janji Allah yang pasti. Memang sungguh dapat diakui kebenarannya, bahwa jalan ke Roma ada mempunyai 1001 jalan, akan tetapi jalan menjemput janji Allah terwujud Daulah Islam Mendunia, hanyalah satu jalan, sebagai alternatif yang tiada duanya, yaitu “Mudzakarah Al’Ulama”. Inilah sebenarnya rahasia Kebenaran Al Qur-an yang tidak mungkin dapat ditelaah dan difahami oleh kafirin dan musyrikin yang selama ini bersikap sebagai predator, agressor, dan jingoisme atas ummat yang berada di Benua tempat Allah mengutus Rasul keutamaannya dan menurunkan al Qur-an sebagai penyempurna seluruh Kitab-Kitab Allah terdahulu.-(DP3MU)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda