MUDZAKARAH ULAMA

ومن الناس والدّواب والانعم مختلفٌ الونه كذلك انما يخشى الله من عباده العلماء انّ الله عزيزٌ غفورٌ ـ

Minggu, 30 Maret 2008

Catatan Penting dari Musyawarah Pleno Hari ke-2

Alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bil huda wa diinilhaq liyudzhirohu 'ala dinikullhi walau kariahal musyrikun. Assholatu wassalamu'ala Muhammamad wa'ala aalihi washohbihi.

Sukajadi, Memasuki hari ke-2 musyawarah Pleno DP3MU (30/03), tampak semakin menarik untuk disimak. Karena banyak sekali pandangan ulama yang hadir yang sangat berbobot dan memberikan solusi tepat dalam menyadari dan menyikapi terhadap berbagai permasalahan krusial yang sedang dihadapi kita khususnya selaku ummat muslim, dan manusia secara umum. Sehingga kamipun merasa benar-benar bersyukur karena diberikan Allah kesempatan untuk hadir dalam majelis ilmu dan menyimak penjelasan ayat-ayat yang mulia.

Saat ini nampak semakin jelas dan lantang jalan yang telah Allah bukakan bagi para ‘ulama dan anshorullah yang mendambakan bangunnya Daulah Islamiyah yang mendunia. InsyaAllah melalui upaya mempertemukan ulama-ulama shohih di berbagai belahan dunia secara tahap demi tahap dalam majelis Mudzakarah, maka ‘titik terang’ yang telah tampak di pelupuk mata hamba-hambaNya yang telah diberi kefahamam dan keyakinan mendalam terhadap janji Allah akan semakin terang-benderang. Yaitu di akhir zaman akan tegak hukum Allah secara mutlaq diseluruh permukaan bumi yang dilalui siang dan malam dan tak akan runtuh hingga datangnya assa’ah (qiyamat) sesuai pernyataan 2 hadits yang bersumber dari jalan Tsauban dan Syadad bin ‘Aus yang membayankan Qs. Attaubah ayat 33 :

“Dia yang telah mengutus seorang Rasul dengan petunjuk dan adDien yang haq, untuk didhohirkan (dijayakan) atas semua agama, walaupun orang-orang kafir tidak suka”.

Pada zaman ini digambarkan hadits tersebut hanya ada dua golongan manusia, yaitu mukmin yang dimuliakan Allah dan kafir yang dihinakanNya. Pembendaharaan bumi semuanya keluar dengan mudah dan mendatangkan keberkahan, sehingga ummat menjadi makmur, sampai-sampai sulit untuk menemukan orang yang mau menerima zakat, subhanallah.

Seorang muslim sudah sepatutnya mengutamakan hujjah dari dua sumber pokok, yaitu al-qur-an dan sunah rasulNya diatas semua logika, perasaan, nafsu, dan pendapat-pendapat kebanyakan manusia dalam memandang setiap persoalan yang dihadapkan didepannya. Dengan beriman secara benar terhadap dua panduan pokok ini, maka sudah pasti yang akan memunculkan sikap optimis dalam menjalani hidup, serta jauh dari rasa hina dan duka-cita.

Jikalau sudah jelas bahwasannya semua janji Allah adalah pasti terjadi, seperti masalah keberadaan jannah, neraka, maut, alam qubur, maka alasan atau hujjah apalagi yang akan kita kemukakan dihapanNya kelak? Mampukah kita menghalangi ketetapanNya? Sebagaimana Dia telah mengabarkan kepada seluruh ummat terdahulu akan datangnya rasul terakhir di dalam shuhuf-shuhuf, zabur, taurat, dan injil. Dan pada waktunya Dia membuktikan janjinya tersebut. Maka masihkah ada keraguan dihati hamba-hambanya yang mendambakan cinta, ridho dan pertolonganNya?

Dia Allah telah mengambil janji dan ikrar dari seluruh RasulNya terdahulu agar semuanya mendukung dan mengabarkan akan datangnya seorang rasul pilihan, yaitu Muhammad Sholallahu’alahiwassalam. Maka semua rasul pun berikrar untuk tha’at. Sehingga semua ummat terdahulu benar-benar mendambakan siapakah Rasul tersebut yang akan membawa risalah yang sempurna dengan beberapa ciri akhlaq yang agung. Maka kabar akan datangnya rasul tersebut menjadi ‘buah bibir’ dan dambaan. Hal ini dijelaskanNya dalam beberapa ayat berikut:

”Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi sungguh Aku telah mendatangkan dari Kitab dan Hikmah kemudian datang kepada mereka seorang rasul yang membenarkan terhadap apa yang ada padamu, sungguh kamu akan beriman dengannya dan sungguh kamu akan menolong (risalahnya). Berkata Allah kepada para Nabi : ”Apakah kamu mengakui dan kamu mengambil atas demikian ini suatu perjanjian?” Berkata seluruh Nabi : ”Kami berikrar” Berkata para Nabi: ”Maka saksikanlah bahwa aku besertaMU dari persaksian ini” (Qs. Ali Imran : 81).


Jelaslah bahwa tujuan Allah menjelaskan kisah rasul dan ummatnya terdahulu adalah sebagai panduan bagi kita ummat akhir zaman dalam membangun manusia dan kemanusiaannya sesuai fithrahnya sebagai makhluq terbaik dan membaikkan (ahsanu taqwim, Qs.Attin : 4).

Maka tepat sekali bahwa ayat terakhir yang diturunkanNya dalam alqur-an adalah Qs. Almaidah ayat 3 : ”...pada hari ini telah aku sempurnakan Din bagimu dan telah Aku cukupkan atas kamu nikmatKu dan telah aku rihdoi Islam sebagai adDin..”.

Dapatlah kita artikan bahwa panduan hidup yang sempurna telah ada, yaitu Alqur-an dan Sunah yang sudah pasti akan mendatangkan mukjizat dan maziyah (keistimewaan) berupa kebahagiaan hidup di Dunia dan keselamatan di Akhirat kelak bagi siapa yang mengamalkannya. Tidak ada keraguan atas keduanya. Tidak ada yang mampu menandingi cahayanya. Dipundak para ’ulama, Allah meletakkan amanah risalah para rasul. Maka tentu adalah tugas ulama untuk menjelaskan kepada ummat serinci-rincinya tentang kandungan alqur-an yang sempurna hingga akhir zaman.

Karena keawamannya banyak ummat Islam tidak faham hal ini dan sebagian bersikap sceptis (putus asa) menghadapi gejolak kehidupan dan sebagian bersikap agnotis (tidak mau tahu) serta adapula reaktif. Seolah-olah semua jalan telah buntu, sehingga ada yang mengambil jalan pintas dengan berbagai sifat dan sikap emosional buah dari hembusan iblis ke dalam nafsunya. Akibatnya sebagian terjebak dalam berbagai firqoh-firqoh aqidah seperti syiah, tasawuf, liberalisme, dan gerakan politik yang semua arahannya asshobiyah (fanatisme golongan) walau dengan dalih politik islami, namun ujung-ujungnya mengajak kudeta dan revolusi baik secara halus ataupun kasar.
Sadar atau tidak sebagian saudara kita telah menghisap, meminum, dan menelan racun-racun aqidah yang disajikan kuffar untuk menjauhkan ummat Islam dari Kitabullah dan Sunnah, sehingga dengan mudah dapat dikuasai musuh.

Namun yang penting untuk dicermati bahwa semua janji Allah pasti terjadi, suka atau tidak suka, percaya atau tidak percaya. Tinggal lagi masalah waktunya hanya Dia yang Maha Mengetahui.
Oleh karena itu Dia menuntunkan dalam Surah al Insyiqo’yang lafadznya : ”Latarkabunna thobaqon an thobaq” (Sungguh pasti kamu akan melalui proses tahap demi tahap). Maka pertanyaan kapan Daulah Islam Sedunia akan tegak, siapa khalifahnya adalah sepenuhnya haq mutlak Allah, yang terpokok mari kita berupaya secara sungguh-sungguh, terprogram secara benar tahap demi tahap, shabar tanpa memaksakan hasil, ikhlas tanpa merasa berjasa terhadap Islam, karena Allah melarang sikap lupa diri ini.

”Mereka merasa memberi jasa / manfaat kepadamu (Muhammad) dengan keislamannya, Katakanlah janganlah kamu merasa berjasa terhapap keislaman kamu, akan tetapi Allah yang telah berjasa dengan menurunkan hidayah kepadamu untuk beriman, jika kamu orang yang benar” (Qs.Al Hujurat, 49 : 17).

Wallahu’alam...

 
e-mail : abumafaza@gmail.com

musyawarah pleno 2 DP3MU