Pemugaran Masjid Agung Puyang Awak
Masjid bersejarah yang awalnya dibangun oleh seorang ’ulama dan pejuang terkemuka pada abad 17 masehi, yaitu Syekh Nurqodim al Baharudin atau lebih dikenal masyarakat sumsel dengan sebutan Puyang Awak.
Namun dengan berhasilnya dakwah Islam yang dipelopori oleh Cucu Sunan Giri ini maka secara otomatis terjadi perubahan yang besar pada perilaku atau akhlaq penganutnya.
Masjid yang akan dibangun ulang ini direncanakan memiliki berbagai fasilitas tambahan seperti perpustakaan dan ruang belajar. Luas arealnya 70 m x 95 m, sedang luas bangunan utamanya 40m x 40 m. Membutuhkan baiya sekitar 11 milyar rupiah. Maka panitia pembangunan mengharapkan kepada segenap kaum muslimin gara dapat membantu rampungnya masjid bersejarah ini. Dimana pada sekitar tahun 1650 di Perdipe ini telah dilangsungkan Mudzakarah Ulama yang dihadiri oleh utusan ulama dan kesulthanan di Pulau Jawa, Sumatera, dan sekitar 40 ulama melaka guna membuat program dakwah di seluruh wilayah Melayu yang meliputi pulau jawa dan negara-negara asean.
Acara ini sendiri dihadiri oleh ratusan masyarakat sekitar dan tokoh adat serta ‘ulama. Acara diisi dengan pembacaan kalam ilahi, pembacaan ulasan sejarah oleh TSH. Yacob Umar Kornawi salah seorang jurai / keturunan Puyang Awak, Tausiyah oleh Ketua Dewan Perancang Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu 2010 (Ustadz Muhammad Bardan Kindarto) dan peletakan batu oleh Syahrial Oesman (Gubernur Sumsel).
kanan-kiri : Ust.Sondi Senanduro, Yacob Umar Kornawi, Ust.Muhammad Bardan K
tokoh yang hadir pada Peletakan Batu Pertama Masjid Agung Puyang Awak
<< Beranda